Kehidupan sang Pemimpi J.K Rowling
Seperti artikel sebelumnya Impian Anda tidak tercapai? Mengapa tidak Anda Tuliskan? Tunjukkan kehaluan Anda! di dunia nyata kehidupan sang Pemimpi tentu bukan tidak mudah lagi malahan di-nyinyir.
Dicap sebagai tukang halu, Pemalas hingga tukang ngayal "Ngimpi Lu". Wajar saja karena apa yang diimpikan terlalu jauh dari kenyataan.
Ya, Kehidupan sang Pemimpi jauh dari kata mudah, Malahan Dramatis.
Itulah mengapa Menulis adalah obat penenang atau yang bisa diajak curhat dengan bebas tanpa ada yang menyinyir atau mencibir.
Kita bisa mencurahkan isi pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan. Mencurahkan isi hati, seperti kebencian, kemarahan, kekesalan, hingga kemurkaan.
Itulah mungkin yang dialami sang Pemimpi J.K Rowling penulis terkaya 17.7 Triliun Harry Potter.
Ketika pikiran kalut, Sedih hingga depresi, karena setelah kematian Ibunya, Kemudian bercerai dengan suaminya karena kekerasan.
Hidup miskin nganggur bersama anak kecil putrinya, hidup hanya dari tunjangan pemerintah seadanya.
Kemudian menulis di sudut cafe dengan hanya bisa memesan dengan secangkir kopi sambil menidurkan anaknya.
Di sana semua pikiran dan hati tercurah untuk menulis, selain membuat tenang juga membuat dia lebih bisa hidup dengan dunianya yang berbeda yaitu Harry Potter.
Menulis imajinasi ke tulisan tentu tidaklah semudah dibayangkan, seperti kata pidi Baiq ide atau kreatifitas muncul di tengah proses. Perlu 15 kali revisi untuk perbaikan hingga membuat buku pertama Harry Potter muncul.
Tentu perlu effort yang tinggi untuk merevisi 15kali tulisan yang belum tentu diterima penerbit, Layaknya revisi skripsi yang selalu direvisi-revisi dosen pembimbing lagi.
Setelah merevisi berkali-kali, Dia juga harus menerima penolakan 14kali penerbit besar sebelum diterima penerbit.
Coba bayangkan mirip ngelamar kerja yang ditolak terus, Lalu kertas lamaran dibuang atau buat bungkus gorengan.
Kurang lebih sama, draft tulisan J.K Rowling sepertinya pernah jadi bungkus gorengan atau hot dog kalau di Amerika.
Ingat ya, Jika bermimpi tanpa menuliskan memang pemalas karena cuma berkhayal, tetapi jika menuliskan jadi produktif.
Dan tulisan pemimpi juga tidak semudah gampang diterima, Jadi jalani prosesnya jika ingin jadi pemimpi seperti J.K Rowling.
Komentar
Posting Komentar